Kamis

Wanita Indonesia pertama yang menjadi pilot helikopter tempur


Tak pernah tercatat dalam kumpulan cita-cita Fariana Dewi Djakaria untuk menjadi penerbang. Sebaliknya, seperti keinginan banyak orang, Ana demikian sapaan akrabnya sedari kecil, malah berniat menjadi dokter, pramugari ataupun polwan. Sederet profesi yang kala itu dinilai cukup bergengsi dan terhormat. Dalam perjalanan pendidikannya, gadis kelahiran Pariaman, Sumatera Barat itupun mentasbihkan diri dalam hal-hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan dunia penerbangan. Buktinya, siswa lulusan SMA 8 Bandung ini terakhir tercatat sebagai mahasiswi jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung (Unpad).


Namun siapa sangka, sebuah informasi tiba-tiba datang untuk selanjutnya mengubah perjalanan hidup dan masa depan Ana. Seorang saudaranya yang bekerja di TNI AU datang mengabarkan perekrutan Wanita Angkatan Udara (WARA) di TNI AU. Saat itu Ana tengah duduk disemester IV.



"Saya fikir, ini tawaran yang tidak datang dua kali. Jika menjadi penerbang, saya masih bisa melanjutkan kuliah. Beda jika saya menyelesaikan kuliah dulu. Akhirnya saya mengikuti seleksi dan Alhamdulillah lulus," kata Ana menjelaskan awal perjalanannya menjadi penerbang.

Satu tahun menjalani pendidikan Wara, Ana ditarik ke bagian staf keuangan Markas Komando Pasukan Khas (Makopaskhas) selama dua tahun. Tak berlama-lama ditempat itu, selanjutnya dia mengikuti tes seleksi penerbang. Dari 14 Wara, hanya Ana dan Sekti Ambarwaty yang lolos.

Berdasarkan hasil tes, keinginan dan potensi dan bakat Ana lebih condong pada helikopter dibandingkan Fix Wing, pesawat biasa. Padahal untuk menjadi penerbang helikopter tidaklah mudah karena sistem dan caranya berbeda dibanding menerbangkan pesawat biasa.

Lantas kenapa Ana memilih menjadi penerbang helikopter ? "Kalo perempuan yang menjadi penerbang pesawat sudah biasa. Semua senior perempuan di AU semuanya penerbang Fix Wing. Penerbang helikopter belum pernah ada. Saya tertantang untuk mencoba apa yang orang lain belum pernah coba," papar gadis yang bertugas di Pangkalan TNI AU Pekanbaru selama satu bulan ini.

Dan benar. Kini Ana tercatat sebagai wanita pilot helikopter pertama dan satu-satunya di Indonesia bahkan mungkin di Asia Tenggara. Sungguh prestasi luar biasa. Wanita murah senyum ini berhasil mendobrak dominasi patriarki di dunia penerbangan tanah air.

Ke depan, srikandi yang kini menjadi bagian dari Skuadron 7 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Suryadharma, Subang berharap bisa meniti karir hingga menjadi instruktur penerbang. Ia juga berharap di negeri ini bermunculan penerbang-penerbang perempuan, yang mampu menerbangkan seluruh jenis pesawat dan helikopter.


Biofile :
  • Tempat Lahir : Pariaman
  • Tanggal Lahir : 1 April 1982
  • Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
  • Nama Ayah : Doko Djakaria Koerdi
  • Nama Ibu : Lilies Yenni H
  • Nama Adik : Fariani Dwisari Djakaria dan M. Fariando Djakaria

3 komentar:

  1. emansipasi wanita brooo...

    BalasHapus
  2. Hai, apakah ini hasil wawancara langsung dengan Mbak Fariana? Jika demikian, bolehkah saya mendapatkan nomor contact atau emailnya? Saya dari Majalah anak-anak, ingin mewawancarai beliau seputar profesinya dan cara meraih cita-citanya tersebut. Thanks

    agnika@gramedia-majalah.com

    BalasHapus
  3. Kalau boleh saya juga mau minta contactnya mbak Fariana. Saya dari sekolah pilot, ynag berkantor pusat di Jakarta. Mau wawancara lansung supaya bisa memotivasi pelajar-pelajar perempuan Indonesia untuk jangan ragu berkarir di dunia peenerbangan.

    Thanks,
    Vivi@eagleairindonesia.com

    BalasHapus