Senin

Tim Aerobatik Yang Pernah Ada di Indonesia


Empat MiG-17

Tim aerobatik pertama TNI Angkatan Udara yang sempat tampil di depan umum terbentuk pada awal tahun 1960 oleh para penerbang Skadron Udara 11. Formasi aerobatik yang digunakan terdiri dari empat pesawat MiG-17.
Sebagai leader dari tim aerobatik tersebut antara Kolonel (Pnb) Rusmin “Elang” Nuryadin atau Kolonel (Pnb) Leo “Eagle” Wattimena. Sedangkan anggota tim terdiri Mayor (Pnb) Ibnu “Scorpion” Subroto, Mayor (Pnb) Manetius “Blue Angel” Mudsijan, dan Kapten (Pnb) Sukardi.


Sebelumnya, sebenarnya para penerbang sudah merintis adanya tim aerobatik menggunakan pesawat P-51 Mustang. Para penerbang tangguh seperti Leo Wattimena, Rusmin Nuryadin, Ignatius Dewanto, dan Hadi Sapandi, mulai melakukan latihan-latihan disela-sela kegiatan operasi. Namun, pada akhirnya, tim ini tidak pernah muncul di depan khalayak.
Pra-era tahun 1960-an, para penerbang mulai mendapatkan pesawat baru jenis MiG-15 dan MiG-17. MiG-15 digunakan untuk pendidikan transisi dan MiG-17 digunakan untuk misi operasional. MiG-17 adalah pesawat pertama yang menggunakan after burner, sehingga mampu melakukan aerobatik vertikal dengan baik. Sehingga dengan MiG-17, para penerbang dengan mudah melaksanakan gerakan roll, loop, immelman, cuban, eight, juga bomb burst.



Spirit 78
Walaupun pada era sebelumnya telah terbentuk tim aerobatik, Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi sendiri belum bisa membentuknya sampai tahun 1978. Pada era selanjutnya, saat pesawat F-86 Sabre memperkuat Iswahjudi, maka terbentuklah Tim Aerobatik Spirit 78.
Sebagai skadron tempur, aerobatik memang sudah tidak asing bagi para penerbang F-86 Sabre. Namun, untuk kegiatan aerobatik air show memang baru dilaksanakan pada tahun 1978.
Berbekal dari pengalaman terbang formasi aerobatik, baik saat masih di L-29, T-33, ataupun setelah menggunakan F-86, saat Mayor (Pnb) FX Suyitno menjabat komandan skadron, mulailah dibentuk Tim Aerobatik F-86 Sabre.
Tim Aerobatik F-86 memang tidak seperti Thunderbirds atau Blue Angels, di mana mereka ditempatkan secara khusus dalam suatu tempat dan satuan tertentu. Para penerbang F-86 pun juga tidak memiliki instruktur khusus dalam menciptakan setiap gerakan formasi. Semuanya dari hasil coba-coba dan dianalisa bersama-sama di bawah.
Tim Aerobatik Spirit 78 memiliki masa persiapan yang sangat singkat. Dalam waktu satu bulan mereka harus belajar manuver-manuver sulit tanpa instruktur dengan gerakan yang baru diketahui dari brosur Tim Aerobatik Blue Impuls.
Para penerbang rata-rata baru mengantungi 200 jam terbang, kecuali leader-nya 500 jam terbang. Latihan yang diikuti dengan lengkap oleh enam pesawat juga hanya dilaksanakan dua kali saja, di Madiun sekali dan di Jakarta sekali.
Tim Aerobatik F-86 Sabre tersebut akhirnya bisa unjuk gigi pada Ulang Tahun ABRI, 5 Oktober 1978, di Senayan Jakarta. Mereka menyebutnya dengan Spirit 78, dengan leader Letkol (Pnb) FX Soeyitno “Dragon”, Mayor (Pnb) Budihardjo Surono, Kapten (Pnb) Zeky Ambadar, Kapten (Pnb) Teuku Syahril, Kapten (Pnb) Suprihadi, dan Lettu (Pnb) Djoko Poerwoko.
Manuver yang dibuat oleh Tim Aerobatik Spirit 78 adalah wing over, roll in box, clover, calypso pass, roll in trail, loop, dan bomb burst.



Spirit 85
Tim Aerobatik Skadron 15, yang saat ini lebih dikenal sebagai Jupiter Aerobatic Team (JAT), sebenarnya sudah mulai dirintis sejak tahun 1985. Anggota JAT terdiri dari para penerbang senior di Skadron 15 Lanud Iswahjudi, dengan pesawat Hawk Mk-53. Dimulai dari uji coba kecil-kecilan dan latihan otodidak, hingga terbentuklah sebuah tim aerobatik empat pesawat yang dinamakan Spirit 85. Para penerbangnya adalah Mayor (Pnb) Pieter Wattimena (leader), Mayor (Pnb) Toto Riyanto, Kapten (Pnb) Basri Sidehabi, dan Kapten (Pnb) Ida Bagus Sanubari.
Berawal dari Komandan Lanud Iswahjudi Marsma Zainudin Zikado, yang pada suatu ketika menantang para penerbang senior Skadron 15 untuk membentuk sebuah tim aerobatik. Maka para penerbang senior yang semuanya adalah instruktur program Konversi Dasar Taktik Tempur (KDTT) dengan jam terbang tinggi tersebut mulai berlatih kecil-kecilan. Sama seperti Tim Aerobatik Spirit 78, mereka berlatih tanpa instruktur.
Dimulai dari latihan satu pesawat, meningkat menjadi dua pesawat dan seterusnya. Nama Spirit 85 pun kemudian dipilih seperti pendahulunya, Spirit 78.
Setelah melalui berbagai macam latihan, mereka akhirnya mampu tampil pada 5 Oktober 1985. Gerakan yang ditampilkan dalam acara tersebut adalah steep turn left, barrel roll left, loop, lazy eight, combination break, bomb burst, full configuration, wing over split two, carousel cross, dan straight over (fly pass).
Para penerbang dengan kemahiran yang sangat tinggi mampu menunjukkan berbagai macam manuver berbahaya dan enak dipandang di atas Kemayoran, Jakarta.
Para penerbang yang memperkuat tim aerobatik di tahun 1986 adalah Letkol (Pnb) Agus Suwarno, Mayor (Pnb) Basri Sidehabi, Mayor (Pnb) Teuku Syahrir, Mayor (Pnb) Suminar Hadi, Mayor (Pnb) Toto Riyanto, dan Mayor (Pnb) Ida Bagus Sanubari.



Elang Biru/ Blue Falcon
Tim ini menggunakan 5 pesawat F-16 yang berwarna biru dengan  garis-garis kuning. Pilot-pilot elang biru dilatih langsung tiga instruktur dari Thunderbird yaitu, Kolonel Steve Trent (mantan komandan tim Thunderbirds 1988-1990), Mayor Peter McCaffrey, dan Kapten Matthew E Byrd.
Anggota tim Elang Biru adalah Letkol (Pnb) Rodi Suprasodjo (leader), Mayor (Pnb) Bambang Samoedro, Mayor (Pnb) Agus Supriyatna, Mayor (Pnb) M Syaugi, Kapten (Pnb) Anang Nurhadi Susilo, dan Kapten (Pnb) Tatang Herliyansah.
Elang Biru benar-benar menjadi legenda saat itu. Setiap penampilannya selalu mengundang decak kagum. Puncak penampilannya adalah saat Ulang Tahun Emas TNI AU, 9 April 1996, di Lanud Halim Perdanakusuma.



Tim Aerobatik gabungan
Tim ini menggunakan 3 jenis pesawat tempur (A4 skyhawk (setelah A4 pensiun digantikan oleh pesawat hawk Mk-100/200, F-16 Falcon, Hawk Mk-53). Tim ini adalah tim aerobatik pertama didunia yang menggunakan 3 jenis pesawat, sebelumnya Singapura pernah membentuk tim aerobatik dengan dua jenis pesawat (A4skyhawk dan F-16 Falcon).
Tim ini terus bertahan hingga akhirnya terhenti pada tahun 2002 kerena kecelakaan sewaktu latihan yang menyebabkan 2 pesawat Hawk Mk-53 hancur dan dua pilot tewas (2 pilot lainnya selamat setelah “eject“).
Jupiter Aerobatik Team (JAT)
Tim ini bukan tim spirit 85 melainkan tim Jupiter baru yang anggotanya merupakan penerus dari tim spirit 85. Tim ini menggunakan pesawat KT-1 wong bee yang merupakan pesawat latih baru yang berkedudukan di lanud Adisucipto, Yogyakarta.
SUMBER: jostenan.wordpress.com, forum.detik.com, indonesiaindonesia.com, majalah angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar