Ditulis oleh Fadjar Nugroho
Tulisan ini kami terbitkan sehubungan dengan banyaknya pertanyaan pembaca mengenai sekolah penerbang. Bagian pertama mengenai sekolah penerbang di Indonesia. Sedangkan bagian selanjutnya adalah untuk memilih sekolah di luar negeri. Bagian untuk memlilih sekolah di dalam negeri juga berlaku pada bagian memilih sekolah di luar negeri.
Sumber : Ilmuterbang.com
Tulisan ini kami terbitkan sehubungan dengan banyaknya pertanyaan pembaca mengenai sekolah penerbang. Bagian pertama mengenai sekolah penerbang di Indonesia. Sedangkan bagian selanjutnya adalah untuk memilih sekolah di luar negeri. Bagian untuk memlilih sekolah di dalam negeri juga berlaku pada bagian memilih sekolah di luar negeri.
Tes penerimaan penerbang:
Pada dasarnya tes yang diharuskan
untuk menjadi penerbang adalah hanya tes kesehatan dan bahasa
Inggris. Tapi dengan terbatasnya tempat yang tersedia di sekolah
penerbang maka setiap sekolah di Indonesia pada waktu artikel ini
ditulis mengadakan tes penerimaan yang biasanya berupa tes
akademik termasuk bahasa Inggris dan mungkin juga tes psikologi
serta tes bakat terbang (aptitude test). Bentuk tesnya tidak
diatur dalam peraturan penerbangan jadi hubungi sekolah yang
bersangkutan untuk mengetahui tes-tes tersebut jika ada.
Sekolah penerbang bersubsidi
pemerintah seperti STPI Curug dan TNI memberikan tes yang mungkin
lebih banyak macamnya untuk mencari kadet penerbang yang terbaik yang
akan dibiayai oleh pemerintah. Hal yang sama juga berlaku untuk
sekolah penerbang bersubsidi dari maskapai penerbangan baik milik
pemerintah maupun swasta.
Dalam
negeri:
Mencari
sekolah di Indonesia tidak mempunyai terlalu banyak pilihan. Tapi ada
beberapa hal yang bisa dijadikan acuan untuk memilih sekolah:
- Management yang berpengalaman
- Rasio antara jumlah siswa-instruktur
- Rasio antara jumlah siswa-pesawat
- Lokasi sekolah
- Sejarah keamanan sekolah vs Pesawat yang dimiliki
- Alat bantu belajar dan kelas
- Harga
- Biaya tambahan
Management
yang berpengalaman
Sekolah
dengan sejarah yang lama membuktikan bahwa sekolah tersebut mampu
bertahan dalam kondisi ekonomi yang buruk. Karena dalam sejarah
pendidikan penerbang di Indonesia setahu penulis ada beberapa sekolah
penerbang yang tidak bertahan, contohnya adalah Juanda Flying School
di Surabaya dan Avindo di Jakarta.
Tapi
kriteria penilaian lain di bawah juga berpengaruh pada keputusan
anda.
Rasio
antara jumlah siswa-instruktur
Normalnya
menurut penulis, seorang instruktur maksimal dapat terbang sehari
selama 4 jam. Itupun sudah maksimal, 2-3 jam adalah ideal untuk
mempertahankan staminanya.Jadi dengan asumsi satu siswa terbang satu
jam sehari, maka maksimum yang bisa di bawa oleh instruktur sehari
adalah 3 siswa.
Ini
adalah rasio yang ideal. 1 Instruktur- 3 orang siswa di satu waktu.
Jadi dalam 1 batch/angkatan mungkin 1 instruktur dengan 6-8 siswa
adalah maksimum.
Rasio
antara jumlah siswa dan pesawat
Sedangkan
rasio pesawat - siswa, dengan pengaturan yang baik, satu pesawat
dapat melayani sampai 12 siswa. Dengan catatan pesawat terbang dari
jam 5 pagi sampai jam 11 malam, dengan asumsi 1 jam terbang untuk
seorang siswa dan 30 menit waktu pergantian antar siswa.
Jadi
kalau ada sekolah dengan 5 pesawat, maka secara ideal (Nyaris tidak
mungkin terjadi di Indonesia) maksimum siswa yang terbang adalah 60
orang. Dalam kondisi normal jumlah ini cukup sulit untuk dicapai.
Karena kondisi cuaca di Indonesia, 12 jam terbang sehari
kadang-kadang tidak dapat dipenuhi karena hujan misalnya.
Jadi
menurut penulis, 1 pesawat 6-8 siswa di satu waktu adalah cukup
ideal.
Jadi
kepiawain sekolah penerbang dalam penjadwalan penerimaan siswa,
belajar di kelas dan belajar terbang bisa mensiasati rasio
siswa:pesawat dan siswa:instruktur ini sehingga didapat penjadwalan
yang maksimal. Mungkin bisa buat survei sederhana dengan bertanya
pada siswa yang sedang menjalani pendidikan di sekolah tersebut.
Lokasi
sekolah
Lokasi
sekolah menentukan area terbang siswanya. Jika sekolah menempatkan
pesawatnya di Bandar Udara Halim Perdana Kusumah, maka hampir dapat
dipastikan jadwal penerbangan akan tersendat-sendat. Bandar udara ini
adalah salah satu bandar udara yang cukup sibuk di Indonesia.
Kegiatan penerbangan VIP juga berpusat di bandar udara ini. Lokasi
lain yang cukup strategis adalah bandar udara Budiarto di Curug,
Tangerang. Jika ada sekolah di kota lain bisa menjadi pilihan.
Sejarah
keamanan dibandingkan dengan pesawat yang dimiliki
Setiap
sekolah mempunyai pesawat yang berbeda-beda. Umur pesawat tidak
terlalu berpengaruh pada keamanan penerbangan, karena selama
pemeliharaan dilakukan dengan baik maka pendidikan akan berlangsung
dengan aman. Jadi sejarah pemeliharan dapat sekilas dilihat dengan
sejarah keamanan sekolah tersebut.
Tentunya
hal ini agak sulit dinilai jika sekolah tersebut baru berdiri.
Alat
bantu belajar dan kelas
Kunjungan
ke kelas dapat memberikan gambaran tentang kesiapan sekolah tersebut
untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar. Alat bantu seperti
misalnya radio komunikasi yang tersedia dan dapat menerima laporan
cuaca bisa menjadi nilai tambah.
Kenyamanan
kelas juga dapat diperhatikan, seperti misalnya penggunaan penyejuk
udara yang tidak berisik.
Tanyakan
jika buku-buku dan alat bantu termasuk dalam harga paket, atau siswa
harus beli sendiri. Harga alat bantu navigasi penerbangan cukup mahal
jika tidak termasuk dalam paket.
Penentuan
harga untuk sebuah sekolah penerbang cukup mudah dilakukan karena
sebenarnya sekolah “hanya” menyewakan pesawat dan instrukturnya,
serta ruang kelas. Ujian baik tulis maupun ujian terbang juga
merupakan komponen yang harus dibayar.
Ada
3 komponen harga yang dihitung perjam, yaitu pesawat, instruktur dan
ground school (belajar di kelas). Untuk menyelesaikan CPL seseorang
harus menyelesaikan ground school, terbang sebanyak kira-kira 200
jam, dan beberapa jam terbang dengan instruktur.
Jadi
mintalah rincian berapa yang harus dibayar untuk masing-masing
“komponen” tersebut dan bandingkan angka tersebut untuk
masing-masing sekolah.
Contohnya
(semua nilai dan angka adalah khayalan!):
Paket
CPL
|
|
200
Jam terbang pesawat:
180
jam pesawat single engine:
20
jam pesawat multi engine:
|
perjam
USD 150 = USD 27000
perjam
USD 300 = USD 6000
|
80 jam Instruktur ( USD 40 / jam) |
USD
2400
|
200 jam Ground School (30 USD / jam) |
USD 6000
|
Ujian tulis dan terbang |
USD 1000
|
Total |
USD 42400
|
Biaya
tambahan
Siap-siap
dengan biaya tambahan. Biaya akomodasi dan makan adalah salah
satunya. Baju seragam biarpun tak seberapa, bisa menjadi tambahan
yang mengejutkan.
Banyak
sekolah di luar negeri menyembunyikan biaya tambahan ini, bahkan
biaya ujianpun tidak ditulis pada penawaran awal, sehingga terlihat
murah.
Memilih sekolah penerbang di luar negeri
Selain
faktor yang telah diterangkan di atas yang juga berlaku di sini, cara
memilih sekolah di luar negeri akan tergantung pada negara mana yang
akan didatangi. Berikut ini adalah contoh di USA, karena penulis
mengikuti pendidikan penerbang di negara paman Sam ini.
Biaya
tak terduga
Banyak
cerita tentang biaya tak terduga yang ternyata cukup mahal, berikut
ini adalah contohnya:
- Biaya akomodasi: ada sekolah yang memasukkan biaya ini di paketnya jadi siswa tak perlu khawatir, tapi biasanya ada batasan, misalnya 6 bulan, jadi setelah 6 bulan siswa harus membayar sendiri apartementnya.
- Transportasi: tidak semua sekolah menyediakan transportasi ke sekolah/ bandar udara. Bahkan ada tempat yang membuat kita harus membeli mobil untuk transportasi ini.
- Seragam: Ada sekolah yang menyewakan seragam, biayanya harus dibayar bulanan.
- Perbedaan harga bahan bakar: Di USA, harga bahan bakar pesawat berbeda di setiap tempat. Jadi sekolah menentukan harga patokan. Misalnya sekolah berada di kota A (harga 1 dolar/galon) dan siswa terbang ke kota B (harga 1,2 dolar/galon) maka jika pesawat harus isi bahan bakar maka siswa harus nombok 0,2 dolar/galon. Sudah menjadi kebiasaan siswa untuk memeriksa harga bahan bakar sebelum terbang.
Imigrasi
Tidak
semua sekolah mendapat ijin untuk menerima siswa internasional.
Tanyakan prosedurnya pada sekolah yang bersangkutan bandingkan dengan
sekolah lain. Sekolah dengan ijin yang lebih tinggi, punya prosedur
imigrasi yang lebih mudah dibandingkan dengan yang lain.
Lokasi
Seorang
teman penulis menyelesaikan sekolahnya 4 kali lebih lama, karena
cuaca yang tidak bersahabat di tempat dia belajar. Jarak pandang yang
rendah sepanjang tahun menyebabkan pendidikannya terhambat. Cari tahu
kondisi cuaca di lokasi sekolah tersebut.
Instruktur
yang nakal
Biasanya
instruktur hanya dibayar jika dia terbang dengan siswa. Selebihnya
dia tidak dibayar. Jadi ada instruktur yang nakal yang tidak mau
melepas siswanya terbang solo (terbang sendiri) karena akan
kehilangan penghasilan.
Hal
ini merugikan siswa karena jam solonya akan berkurang.
Sumber : Ilmuterbang.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar